Gelar Kesultanan Brunei Darussalam
Gelar kebangsawanan (Kerabat/keturunan)
- Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Sri Baginda Sultan dan Yang di-Pertuan Negara Brunei Darussalam: Gelar untuk Sultan Brunei Darussalam
- Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Sri Baginda Raja Istri: Gelar untuk permaisuri Sultan Brunei Darussalam
- Duli Yang Teramat Mulia Duli Paduka Sri Pangiran Muda Mahkota: Gelar untuk Putera Mahkota Brunei Darussalam
- Duli Yang Teramat Mulia Pangiran Istri: Gelar untuk puteri Sultan Brunei Darussalam
- Yang Teramat Mulia Paduka Sri Duli Pangiran Muda: Gelar untuk cucu laki-laki dari putera Sultan Brunei
- Yang Teramat Mulia Paduka Sri Duli Pangiran Anak Putri: Gelar untuk cucu perempuan dari putera Sultan Brunei Darussalam
- Yang Amat Mulia Duli Pangiran Anak: Gelar untuk cucu laki-laki dari puteri Sultan Brunei Darussalam,
- Yang Amat Mulia Duli Pangiran Anak: Gelar untuk cucu perempuan dari puteri Sultan Brunei Darussalam
- Awangku: Gelar untuk anak laki-laki Pangiran yang belum menikah
- Awangku: Gelar untuk anak perempuan Pangiran yang belum menikah. Gelar ini akan tetap melekat jika suami Awangku berasal dari rakyat biasa
- Duli Pangiran Bendahara Paduka Sri Maharaja Permaisuara: Gelar tertinggi bagi Wazir senior, biasanya dipegang oleh seorang anggota keluarga Kesultanan Brunei Darussalam
- Duli Pangiran di-Gadong Sahib ul-Mal ul-Mulk ul-Adli: Gelar untuk salah satu Wazir senior, biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam. Gelar ini sempat kosong (tidak dipakai/tidak ada yang menyandangnya) antara tahun 1900-1968.
- Duli Pangiran Pemancha Sahib ul-Rai' wa ul-Mushuarat: Gelar untuk salah satu Wazir senior, biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam. Kadangkala diartikan sebagai Menteri Dalam Negeri
- Duli Pangiran Shahbandar Sahib ul-Bandar Bait ul-Karib: Gelar untuk salah satu Wazir, biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam. Kadangkala diartikan sebagai Menteri Perdagangan
- Sri Paduka Duli Pangiran Temenggong Sahib ul-Bahar: Gelar peringkat kedua yang diberikan kepada Wazir. Biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam. Kadangkala diartikan sebagai Panglima Tertinggi. Gelar ini sempat kosong (tidak dipakai/tidak ada yang menyandangnya) antara tahun 1885-1967.
- Pangiran Maharaja Laila Sahib ul-Kahar: Salah satu gelar peringkat kedua yang diberikan kepada Wazir. Biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam. Kadangkala diartikan sebagai Laksamana
- Pangiran Maharaja Adinda: Salah satu gelar peringkat kedua yang diberikan kepada Wazir. Biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam
- Pangiran Paduka Tuan: Salah satu gelar peringkat kedua yang diberikan kepada Wazir. Biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam
- Pangiran Perdana Cheteria Sahib ul-Nabala: Salah satu gelar peringkat ketiga yang diberikan kepada Wazir. Biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam
- Pangiran Laila Cheteria Sahib ul-Nabala: Salah satu gelar peringkat ketiga yang diberikan kepada Wazir. Biasanya dipegang oleh salah satu anggota Kesultanan Brunei Darussalam
Dibaca : 11144 kali
« Kembali ke Gelar Kerajaan / Kesultanan
Share
Form Komentar